1. Sani 'Kondang In'
Sani Meninggal pada saat tengah hamil 7 bulan, dia mengalami penyakit kuning (Yellow Pever) karena di dalam kandungannya telah tidak berdaya. Ia telah mengabarkan melalui dunia maya kepada Aat Aida teman almh sani.2. Luri 'AFI'
Luri Dini Ayu Safitri meninggal dunia dalam usia belum genap 23 tahun. Keluarga belum tahu pasti penyebab kematiannya.
Adik ipar Dea Mirela itu meninggal setelah dirawat dua hari di Intensive Care Unit (ICU) RSU dr Soetomo. Ia dirawat karena sebelumnya mengeluh kepalanya pusing dan kejang-kejang.
"Jumat (9/1/2009) malam pusing-pusing, Sabtu pagi kejang-kejang. Saya membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Tiba di rumah sakit langsung masuk ICU," kata Dwi Febriono, kakak Luri, kepada wartawan di rumah duka, Jalan Rungkut Asri Utara, Senin (12/1/2009).
Luri sempat koma dan masuk ke ICU lantaran kondisinya makin memburuk. Namun kemudian kondisinya tak tertolong. Luri meninggal di RSU dr Soetomo Surabaya, Minggu (11/1/2009) pukul 23.00 WIB
Luri yang sempat menduduki peringkat keempat pada AFI 2005 itu meninggalkan satu anak bernama Shifardy Satriyo Prananda yang masih berumur 9 hari. Anak pertamanya itu lahir di RS DKT Gubeng pada 3 Januari lalu. Di rumah duka mengalir pelayat dan rekan-rekannya baik dari kampus atau teman sesama AFI. Dea Mirella dan suami Luri, Arjuna yang juga sesama finalis AFI, menangis tidak kunjung reda di samping jenazah.
Adik ipar Dea Mirela itu meninggal setelah dirawat dua hari di Intensive Care Unit (ICU) RSU dr Soetomo. Ia dirawat karena sebelumnya mengeluh kepalanya pusing dan kejang-kejang.
"Jumat (9/1/2009) malam pusing-pusing, Sabtu pagi kejang-kejang. Saya membawanya ke rumah sakit untuk mendapat perawatan. Tiba di rumah sakit langsung masuk ICU," kata Dwi Febriono, kakak Luri, kepada wartawan di rumah duka, Jalan Rungkut Asri Utara, Senin (12/1/2009).
Luri sempat koma dan masuk ke ICU lantaran kondisinya makin memburuk. Namun kemudian kondisinya tak tertolong. Luri meninggal di RSU dr Soetomo Surabaya, Minggu (11/1/2009) pukul 23.00 WIB
Luri yang sempat menduduki peringkat keempat pada AFI 2005 itu meninggalkan satu anak bernama Shifardy Satriyo Prananda yang masih berumur 9 hari. Anak pertamanya itu lahir di RS DKT Gubeng pada 3 Januari lalu. Di rumah duka mengalir pelayat dan rekan-rekannya baik dari kampus atau teman sesama AFI. Dea Mirella dan suami Luri, Arjuna yang juga sesama finalis AFI, menangis tidak kunjung reda di samping jenazah.
3. Fahmi 'NyahNyah' (API)
Siapa yang tidak kenal Fahmi "NyaNyah"? Namanya tidak hanya dikenal oleh masyarakat Riau, tapi sudah dikenal secara nasional. Bahkan akhir-akhir ini dia kerap mengisi acara lawakan di stasiun TPI dan beberapa stasiun swasta nasional lainnya.
Namun kini Fahmi tinggal kenangan. Dedengkot grup lawan "NyaNyah" ini telah menghadap penciptanya Sabtu (3/2) sekitar pukul 04.30 Wib kemaren karena penyakit asma yang dideritanya sejak lama. Selain asma, Fahmi juga punya penyakit gula yang juga sejak lama dideritanya.
Saat meninggal dunia, Fahmi masih memiliki kontrak kerja dengan TPI. Seharusnya dia tetap tinggal di Jakarta untuk menjalani kontrak yang telah ditandatanganinya. Namun karena sakit, dia terpaksa pulang dulu ke rumahnya di Rumbai, Pekanbaru.
Bahkan menurut rencana Minggu (4/2) ini dia harus ke Jakarta untuk mengikuti kegiatan rekaman sebuah acara lawakan. Akan tetapi Tuhan berkehendak lain. Almarhum malah dipanggil pulang ke pangkuan yang menciptakannya.
Saat disemayamkan di rumah duka, sejumlah tokoh Riau, terutama para seniman terlihat ikut larut dalam suasana duka. Diantaranya Ketua DPRD Riau drh Chaidir, Ketua DKR Eddy Ahmad RM dan sejumlah tokoh lainnya.
Bila dibanding dua rekannya di "NyahNyah", bakat Fahmi dalam dunia lawakan memang jauh lebih menonjol. Inilah yang menyebabkan pihak TPI selalu mengikutsertakannya dalam program-program lawakannya.
Banyak orang berpendapat tanpa Fahmi, "NyahNyah" tidak akan ada artinya sebagai grup lawak, mengingat dua rekannya yakni Ophe dan Abrar masih belum bisa tampil bagus dalam setiap acara lawakannya.
4. Rahma 'Be A Man'
Yang pernah nonton acara Be A Man di Global TV mungkin pernah ngeliat sosok yang satu ini. Ya, di acara reality show yang maunya mengubah waria menjadi pria (lha bukannya mereka dasarnya pria hehehe..) ini si Rahma menjadi juara II. Kebeneran gue beberapa kali ngeliat acara ini dan cukup menghibur, terutama di episode2 awal ketika peserta masih banyak dan masih berasa ke'waria'annya. Ngeliat mereka di treatment ala militer bener2 lucu dan bikin ngakak, meskipun sebenernya kasian juga ya mereka harus dieksploitasi untuk memancing tawa. Hari minggu kemarin kebeneran gue ngeliat acara itu dan pas episode terakhir. Kembali ke si Rahma itu, dia berhasil jadi juara dua. ironisnya, pas pemutaran episode terakhir ketika dia berhasil masuk final itu, dia justru ditemukan terbunuh. Ini berita dari poskota yang sempet gue baca. Aduh, miris juga membacanya...
Waria Peserta ‘Be a Man’ Global TV Dibunuh
DEPOK (Pos Kota) – Rahmat Hidayat, 19, waria yang berjuang untuk menjadi lelaki sejati melalui program reality show ‘Be a Man’ di Global TV ditemukan tewas bersimbah darah di pinggiran rel kereta depan Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI), Minggu (13/7) malam.
Pria yang dipanggil Rahma dalam ‘Be a Man’ itu diduga dihabisi oleh orang yang dikenalnya dengan motif dendam atau sakit hati. Kecurigaan ini dilontarkan oleh Kasatreskrim Polres Depok, Kompol Rachimat.
“Sejumlah saksi menyebut korban sempat duduk dekat sebuah kios seberang rel. Ada darah tercecer di sana. Dompet berisi uang sekitar seratusan ribu rupiah dan HP tidak hilang,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/7) siang. “Motifnya diduga sakit hati,” imbuh Rachimat.
Korban ditemukan sekitar pukul 22:00 dengan kondisi mengenaskan. Tiga lubang tusukan menghiasi leher dan perutnya. Sebilah badik tergolek di dekat tubuh korban.
Kematian lelaki muda beralamat (KTP) di Jalan Swadaya III, RT 03/05 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, itu sempat menghebohkan warga dan sivitas akademika UI.
Sempat muncul dugaan korban adalah mahasiswa UI atau sekitarnya lantaran dalam KTP statusnya sebagai mahasiswa. Namun status korban terjawab setelah ditelusuri petugas reserse Kejahatan Kekerasan (Jatanras) dan Resmob Polres Depok pimpinan Iptu Eman Sulaeman.
“Ia seorang sekretaris yayasan penampung anak jalanan dan gepeng, DILT Foundation di Jakarta Selatan,” kata Eman.
Rahmat Hidayat diakui pimpinan yayasan, Iyus, mulai ditampung sejak menggelandang berusia belasan tahun. Ia lalu disekolahkan hingga tamat SLTA pada 2006 dan dipercaya sebagai sekretaris yayasan sekaligus pengawas seluruh anak didik.
“Dia (korban) pamit ke Depok karena mau bertemu rekannya,” katanya.
RAJIN SALAT
Rahmat Hidayat, bisa tampil di acara Be a Man tayangan Global TV karena rekomendasi aktris Ria Irawan. Menurut Desi Yohana dari bagian kreatif produksi Global TV, selama syuting Rahma dikenal sebagai anak yang baik dan rajin salat.
“Tampilnya Rahma karena direkomendasikan Ria Irawan. Keduanya berkenalan di lokasi syuting film terbaru Ria Irawan. Karena Rahmat suka dengan seni teater membuat Ria Irawan tertarik kepadanya,” kata Desi Yohana pada Pos Kota.
“Sejumlah saksi menyebut korban sempat duduk dekat sebuah kios seberang rel. Ada darah tercecer di sana. Dompet berisi uang sekitar seratusan ribu rupiah dan HP tidak hilang,” katanya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (14/7) siang. “Motifnya diduga sakit hati,” imbuh Rachimat.
Korban ditemukan sekitar pukul 22:00 dengan kondisi mengenaskan. Tiga lubang tusukan menghiasi leher dan perutnya. Sebilah badik tergolek di dekat tubuh korban.
Kematian lelaki muda beralamat (KTP) di Jalan Swadaya III, RT 03/05 Pejaten Timur, Jakarta Selatan, itu sempat menghebohkan warga dan sivitas akademika UI.
Sempat muncul dugaan korban adalah mahasiswa UI atau sekitarnya lantaran dalam KTP statusnya sebagai mahasiswa. Namun status korban terjawab setelah ditelusuri petugas reserse Kejahatan Kekerasan (Jatanras) dan Resmob Polres Depok pimpinan Iptu Eman Sulaeman.
“Ia seorang sekretaris yayasan penampung anak jalanan dan gepeng, DILT Foundation di Jakarta Selatan,” kata Eman.
Rahmat Hidayat diakui pimpinan yayasan, Iyus, mulai ditampung sejak menggelandang berusia belasan tahun. Ia lalu disekolahkan hingga tamat SLTA pada 2006 dan dipercaya sebagai sekretaris yayasan sekaligus pengawas seluruh anak didik.
“Dia (korban) pamit ke Depok karena mau bertemu rekannya,” katanya.
RAJIN SALAT
Rahmat Hidayat, bisa tampil di acara Be a Man tayangan Global TV karena rekomendasi aktris Ria Irawan. Menurut Desi Yohana dari bagian kreatif produksi Global TV, selama syuting Rahma dikenal sebagai anak yang baik dan rajin salat.
“Tampilnya Rahma karena direkomendasikan Ria Irawan. Keduanya berkenalan di lokasi syuting film terbaru Ria Irawan. Karena Rahmat suka dengan seni teater membuat Ria Irawan tertarik kepadanya,” kata Desi Yohana pada Pos Kota.
Seluruh awak Be a Man sempat kaget dengan tewasnya Rahma. Di program Be a Man itu tampil sebagai juara kedua. Rahma terakhir syuting Be a Man pada 28 April 2008, sedangkan tayangan Be a Man terakhir pada Minggu (13/7) pukul 22.00 WIB lalu.
Menurut Desi Yohana, Ria Irawan menawarkan Rahmat karena ia mantan anak jalanan yang bekerja untuk sebuah yayasan penampung anak jalanan. “Rahmat dikenal sebagai guru bagi anak jalanan dan mengajar di sebuah yayasan anak jalanan. Selain itu, Rahmat mempunyai bakat seni serta rajin mengikuti pertujukan teater,” terang Desi.
Menurut Desi Yohana, Ria Irawan menawarkan Rahmat karena ia mantan anak jalanan yang bekerja untuk sebuah yayasan penampung anak jalanan. “Rahmat dikenal sebagai guru bagi anak jalanan dan mengajar di sebuah yayasan anak jalanan. Selain itu, Rahmat mempunyai bakat seni serta rajin mengikuti pertujukan teater,” terang Desi.
Sumber : http://feriandyundercover.blogspot.com/
{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda