Liputan6.com, Batam: Mau tahu, jurus jitu melawan penggusuran? Telanjang! Itulah yang dilakukan para pedagang kaki lima di Pasar Pagi Sungai Jodoh, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (28/7) dini hari. Mereka menolak pindah ke pasar yang baru meski tidak dipungut biaya. Alasannya, selain sepi, frekuensi pungutan liar di tempat baru sangat tinggi: sedikitnya sehari tiga kali. Karena itulah, mereka tetap bertahan di lokasi lama.
Untuk menggusur para pedagang, Pemerintah Kota Batam mengerahkan Tim Terpadu yang terdiri dari aparat ketenteraman dan ketertiban serta personel kepolisian. Tapi upaya itu mendapat perlawanan dari para pedagang yang sebagian besar perempuan. Mereka membuka baju--tinggal kutang--untuk menghadang tim terpadu. Hasilnya, jitu. Para petugas Tim Terpadu akhirnya memutuskan menunda penggusuran hingga waktu yang belum ditentukan.
Untuk menggusur para pedagang, Pemerintah Kota Batam mengerahkan Tim Terpadu yang terdiri dari aparat ketenteraman dan ketertiban serta personel kepolisian. Tapi upaya itu mendapat perlawanan dari para pedagang yang sebagian besar perempuan. Mereka membuka baju--tinggal kutang--untuk menghadang tim terpadu. Hasilnya, jitu. Para petugas Tim Terpadu akhirnya memutuskan menunda penggusuran hingga waktu yang belum ditentukan.
Protes dengan cara serupa juga pernah dilakukan para pedagang di Pasar Ciledug, Tangerang, Banten. Itu dilakukan ketika mereka berunjuk rasa di depan Istana Merdeka, dua tahun silam [baca: Ketika "Buka-bukaan" Menjadi Alat Protes]. Mereka memprotes pemindahan paksa pedagang di pasar lama ke pasar yang baru dibangun.(AWD/Erwan Buntaro dan Aloysius Aran)
berita.liputan6.com
{ 0 comments... Skip ke Kotak Komentar }
Tambahkan Komentar Anda